A. Pengertian Manajemen Risiko
Manajemen
risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis, serta
mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk
memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Karena itu, perlu
terlebih dahulu dipahami tentang unsur-unsur yang dapat memberikan makna,
cakupan yang luas dalam rangka memahami proses manajemen risiko itu.
B. Manfaat Manajemen Risiko
b. Meminimalkan
kemungkinan bangkrut
c. Meningkatkan
keuntungan perusahaan
d. Memberikan keamanan
pekerjaan
C. Tujuan Manajemen Risiko
Tujuan dari manajemen risiko yaitu untuk menjamin bahwa suatu perusahaan atau organisasi dapat memahami, mengukur, serta memonitor berbagai macam risiko yang terjadi dan juga memastikan kebijakan-kebijakan yang telah dibuat dapat mengendalikan berbagai macam risiko yang ada. Agar pelaksanaan bisa berjalan dengan lancar maka perlu adanya dukungan dalam menyusun kebijakan dan pedoman manajemen risiko sesuai dengan kondisi perusahaan.
Secara khusus, tujuan dari manajemen risiko ialah:
a. Menyediakan informasi mengenai risiko kepada pihak regulator.
b. Meminimalkan kerugian dari berbagai risiko yang uncontrolled.
c. Agar perusahaan tetap hidup dengan perkembangan yang berkesinambungan.
d. Biaya manajemen risiko (risk management) yang efisien dan efektif.
e. Memberikan rasa aman.
f. Agar pendapatan perusahaan stabil dan mampu memberikan kepuasan bagi pemilik
dan pihak lain.
D. Prinsip Manajemen Risiko
Prinsip-prinsip dalam manajemen risiko yang
perlu diperhatikan antara lain:
a. Perumusan tujuan
Kejelasan visi dan misi perusahaan menjadi
pedoman untuk menentukan langkah-langkah rasional dan strategi yang harus
ditempuh, salah satunya yaitu tujuan yang hendak dicapai dalam pengelolaan
risiko perusahaan melalui langkah-langkah antisipasi risiko secara umum yang
bertujuan untuk menghindari segala bentuk pemborosan.
b. Kesatuan arah
Dalam menjalankan suatu kegiatan dalam
perusahaan, maka harus mempunyai tujuan yang sama dengan yang diarahkan oleh
pimpinan. Dalam buku prinsip-prinsip manajemen dikatakan, seorang karyawan yang
bekerja di salah satu bagian hanya menerima instruksi mengenai kegiatan
tertentu dari seorang kepala bagian yang menjadi atasannya.
c. Pembagian kerja dan pendelegasian wewenang
Pembagian kerja dan pendelegasian wewenang
dalam sebuah perusahaan perlu dilakukan sehingga setiap unit mengetahui secara
jelas wewenang dan tanggung jawab yang diembannya. Tujuan dari pendelegasian
wewenang adalah untuk mencapai hasil akhir yang maksimal sesuai yang diinginkan
dengan mendelegasikan sebagian tugasnya pada bawahan.
d. Koordinasi
Koordinasi merupakan salah satu fungsi
manajemen atau proses pengintegrasian, sinkronisasi, serta penyederhanaan
pelaksanaan tugas yang terpisah-pisah secara terus menerus untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien. Adanya koordinasi diharapkan tidak terjadi
pekerjaan yang tumpang tindih. Tanpa koordinasi, maka sulit didapatkan tujuan
perusahaan yang efektif dan efisien.
e. Pengawasan
Dengan adanya prinsip pengawasan, maka dapat
diketahui tentang hasil yang telah dicapai. Pengawasan dapat berfungsi untuk
mengukur seberapa jauh hasil yang telah dicapai sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Pengawasan harus dilakukan guna menghindari penyalahgunaan
wewenang.
E. Langkah-langkah Manajemen Risiko
a. Identifikasi Risiko perusahaan
Identifikasi risiko bisa dilakukan dengan
bantuan penggunaan checklist. Dalam sebuah perusahaan diperlukan metode yang
sistematis untuk mengeksplorasi semua segi dari sebuah perusahaan. Metode yang
bisa digunakan adalah:
1). Kuesioner analisis risiko (risk analysis
questionnaire)
Manajer risiko perlu memastikan bahwa
informasi yang diperlukan berkenaan dengan harta dan operasi perusahaan tidak
ada yang terlupakan.
2). Metode laporan keuangan
Metode ini dilakukan dengan menganalisis
laporan keuangan yaitu neraca, laporan laba dan rugi, serta catatan keuangan lainnya. Manajer
risiko dapat mengidentifikasi semua risiko yang berkenaan dengan harta, utang,
dan personalia perusahaan. Setiap perkiraan, dianalisis secara mendalam
berkaitan dengan kemungkinan kerugian yang dapat terjadi dari setiap perkiraan
itu.
3). Metode peta aliran
Metode ini akan menggambarkan seluruh
rangkaian operasi usaha dimulai dari input sampai output. Checklist dari
kerugian potensial digunakan untuk operasi yang terlihat dalam peta aliran
sehingga menentukan kerugian yang dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan.
4). Metode inspeksi langsung di tempat
Metode ini digunakan untuk melakukan
pemeriksaan secara langsung di tempat dimana dilakukan aktivitas perusahaan.
Pengamatan manajer risiko bisa membuahkan hasil mengenai bagaimana
kenyataan-kenyataan di lapangan sehingga bermanfaat untuk penanggulangan
risiko.
5). Mengadakan interaksi dengan pihak luar
Pihak luar bisa diartikan yaitu mengadakan
hubungan dengan perseorangan ataupun perusahaan-perusahaan lain. Terutama
pihak-pihak yang dapat membantu perusahaan dalam menanggulangi risiko seperti
penasihat hukum, akuntan, konsultan manajemen, dan lain-lain. Mereka dapat
membantu dalam mengembangkan identifikasi terhadap kerugian-kerugian potensial.
6). Catatan statistik dari kerugian masa lalu
Catatan ini bisa digunakan untuk evaluasi
kinerja. Kinerja yang berpotensi akan menimbulkan kerugian perlu dipantau dan
disempurnakan, seperti: kualitas produksi, kualitas pelayanan, dan lain-lain.
7). Analisis lingkungan
Langkah ini sangat diperlukan guna mengetahui
kondisi yang mempengaruhi timbulnya risiko seperti konsumen, pesaing, supplier,
dan lain-lain. Dalam menganalisis masing-masing komponen, pertimbangan yang
penting di antaranya: sifat hubungannya, keanekaannya serta kestabilannya.
Seperti contoh: penjualan produk secara langsung atau tidak langsung, dari
produsen langsung ke konsumen atau dari produsen melalui grosir, pedagang
eceran baru ke konsumen, dan lain-lain.
b. Mengukur risiko
Mengukur usaha dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui relative tingkat pentingnya dan memperoleh informasi untuk
menetapkan kombinasi peralatan manajemen risiko yang tepat untuk
menangani. Metode untuk mengukur risiko ini antara lain:
1) Metode sensitivitas
Metode sensitivitas merupakan suatu cara
pengukuran dampak pada eksposur dari akibat pergerakan variabel suatu risiko.
Pengukuran dengan metode sensitivitas ini banyak digunakan karena metode ini
paling mudah teknis perhitungannya dan hamper semua analis dan manajer
perusahaan pernah melakukan metode sensitivitas terhadap rencana keputusan.
Adapun variabel risiko yang dianalisis menggunakan metode sensitivitas antara
lain: risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko pasar, risiko kredit, dan
risiko likuiditas.
2) Metode volatilitas
Metode volatilitas merupakan metode yang
menunjukkan besaran kemungkinan hasil di sekitar ekspektasi hasil. Volatilitas
yang sering digunakan adalah jangkauan (range) dan standar deviasi. Perhitungan
standar deviasi dapat menggunakan dua jenis data yaitu data historis dan data
hasil peramalan.
3) Risiko sisi bawah (downside risk)
Risiko dapat memberi dampak positif maupun
negative. Risiko ini hanya mengukur potensi dampak buruk bila risiko menjadi
kenyataan. Perlu diingat, terdapat kondisi di mana perusahaan bisa menghadapi
risiko yang hanya berdampak positif, tetapi tidak hanya berdampak negatif.
c. Pengendalian risiko
Referensi
· [Buku].(2022).Manajemen Risiko
· Gramedia.(2021).Manajemen Risiko