Jumat, 19 Mei 2023

Perencanaan Audit


Pengertian Perencanaan Audit

Perencanaan audit merupakan jembatan untuk pekerjaan pengujian berupa prosedur-prosedur yang akan dilakukan. Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan sehingga dengan perencanaan dan program audit yang matang, proses audit sektor publik akan mampu merespons tantangan masyarakat, perubahan lingkungan di mana audit dilakukan, dan kebutuhan stakeholder yang berbeda dalam proses demokrasi, semua dalam parameter kemerdekaan mereka.

Tujuan Perencanaan Audit

Menghemat waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan di satu sisinya, dengan tetap menjaga kualitas hasil audit di sisi lainnya, dari suatu proses audit.Tercapai atau tidaknya tujuan tersebut banyak dipengaruhi oleh bagus atau tidaknya perencanaan audit yang dibuat oleh auditor.

Tahapan Perencanaan Audit

1.      Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal

Perencanaan audit awal harus memiliki empat hal yang perlu dilakukan terlebih dahulu dalam proses audit. Auditor memutuskan akan menerima klien baru atau melanjutkan klien lama untuk dilakukan audit (membuat perikatan baru atau perikatan lama) dengan ketentuan sebagai yaitu,  Investigasi atas klien dan Klien yang berlanjut

Terdapat beberapa pertimbangan auditor untuk menolak penugasan audit klien lama, misalnya:

1.      Kelayakan ruang lingkup audit

2.      Jenis pendapat yang diberikan

3.      Jumlah honorarium

4.      Klien kurang memiliki integritas sehingga tidak layak menjadi kliennya

5.      Adanya tuntutan hukum kepada kantor akuntan publik atau pada klien

Ø  Auditor akan mengidentifikasi mengapa klien menginginkan untuk dilakukan audit, karena informasi ini akan mempengaruhi bagian dari proses perencanaan selanjutnya.

Ø  Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman, auditor harus memenuhi syarat-syarat penugasan yang ditetapkan oleh klien. Menurut standar audit memahami klien merupakan syarat bahwa auditor harus mendokumentasikan pemahamannya dengan klien dalam surat penugasan (engagement letter) termasuk dalam tujuan penugasan, tanggung jawab auditor dan manajemen, mengidentifikasi kerangka kerja laporan keuangan yang digunakan oleh manajemen perusahaan, dan Batasan-batasan penugasan.

Ø  Auditor akan mengembangkan strategi audit secara keseluruhan dengan membentuk tim atau orang-orang yang memiliki keahlian khusus dibidangnya, dengan ketentuan sebagai berikut:

·         Memilih staf untuk melakukan penugasan

·         Mengevaluasi kebutuhan akan spesialis dari luar (orang-orang yang ahli diluar keahlian auditor).

2.      Memahami bisnis dan industri klien

Standar auditing terdapat prinsip dasar didalamnya yang menyatakan bahwa “Auditor mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material, apakah karena kecurangan atau kesalahan, berdasarkan pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk dalam pengendalian internal entitas”. Ada beberapa aspek pendekatan Untuk memahami bisnis dan industri klien yang terdiri dari:

Ø  Industri dan lingkungan eksternal

Ø  Operasi dan proses bisnis

Ø  Manjemen dan tata kelola

Ø  Strategi dan tujuan klien

Perlunya pemahaman auditor tentang strategi dan tujuan klien yang berhubungan dengan:

·         Reliabilitas pelaporan keuangan: bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut dapat diandalkan

·         Efektivitas dan efisiensi operasi: semakin efektif standar operasi perusahaan tersebut dijalankan maka perusahaan tersebut memiliki SOP yang benar-benar baik.

·         Ketaatan pada hukum dan peraturan: karena sebagian perusahaan jarang mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.

Ø  Ukuran dan kinerja klien yang digunakan manajemen untuk mengukur adanya kemajuan dalam pencapaian tujuan perusahaan.

3.      Menilai risiko bisnis klien

Auditor akan memeriksa dan memahami strategi bisnis yang telah dijalankan oleh klien dan auditor akan menilai apakah ada risiko yang mungkin terjadi dalam bisnis klien tersebut, jika memang ada risiko dalam bisnis tersebut maka dapat dipastikan bahwa bisnis yang dilakukan oleh klien tersebut mengalami kegagalan dalam pencapaian tujuan perusahaan.

4.      Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan Terdapat tujuan prosedur analitis pendahuluan:

Ø  Prosedur analitis awal

Digunakan untuk membantu auditor dalam memahami dengan baik mengenai bisnis klien dan untuk merencanakan sifat, saat dan luas prosedur audit.

Ø  Prosedur analitis substantif

Digunakan untuk memperoleh kejelasan mengenai asersi tertentu yang berkaitan dengan saldo akun atau kelompok transaksi.

Ø  Prosedur analitis akhir

Digunakan untuk mereview seluruh informasi keuangan dalam tahap review akhir audit. Standar audit mensyaratkan penggunaan prosedur analitis untuk tujuan prosedur analitis awal dan prosedur analitis akhir.

Ø  Menentukan tingkat materialitas awal

Materialitas merupakan besarnya informasi yang terjadi apabila adanya penghilangan atau pengurangan yang dapat mempengaruhi pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan. Tingkat materialitas semakin rendah maka jumlah bukti yang diperlukan yang diperlukan semakin besar, dan semakin besar saldo akun maka semakin besar juga jumlah bukti yang diperlukan.

Ø  Mempertimbangkan risiko audit yang dapat diterima dan risiko bawaan

Risiko audit merupakan resiko yang mugkin terjadi selama melakukan audit laporan keuangan, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Semakin pasti auditor dalam menyatakan pendapatnya, semakin rendah risiko audit yang terjadi.

5.      Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian

Lingkungan pengendalian merupakan komponen pengendalian internal yang terdapat empat proses didalamnya, yaitu:

Ø  Penilaian risiko merupakan tindakan yang dilakukan oleh manjemen dalam mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko yang relevan.

Ø  Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur dalam memastikan tindakan yang diperlukan telah dilakukan untuk menangani risiko yang terjadi dalam mencapai tujuan entitas.

Ø  Informasi dan komunikasi akuntansi bertujuan untuk melakukan pencatatan, pemrosesan, dan pelaporan transaksi yang dilakukan oleh entitas serta untuk mempertahankan akuntabilitas aset terkait.

Ø  Pemantauan Aktivitas berhubungan dengan penilaian mutu pengendalian internal secara berkelanjutan oleh manajemen dalam menentukan apakah pengendalian itu telah beroperasi seperti yang diharapkan atau belum.

6.      Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan

Auditor harus mulai mengumpulkan informasi untuk menilai adanya risiko kecurangan selama perencanaan audit berlangsung dan memperbarui penilaian tersebut selama proses audit berlangsung. Informasi yang terdapat dalam penilaian risiko kecurangan dapat ditemukan saat auditor melakukan kunjungan ke perusahaan klien serta mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait didalamnya.

7.      Mengembangkan strategi audit dan program audit secara keseluruhan

Dalam perencanaan audit terhadap asersi individual atau golongan transaksi, auditor dapat memilih strategi audit awal:

Ø  Primarily subtantive approach

Pada strategi ini, auditor lebih mengutamakan pengujian substantive daripada pengujian pengendalian.  

Ø  Lower assessed level of control risk approach

Auditor lebih mengutamakan pengujian pengendalian daripada pengujian substantive pada strategi ini. 




Referensi

uii.ac.id.(2019).Perencanaan Audit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar